Friday, May 06, 2005

Golconda dan Sejarah Hyderabad

Sebelum cerita tentang Golconda Fort silakan dilihat dulu panorama tembok luar dari Golconda Fort, pelataran dalam yang merupakan level terendah yang kita temui begitu memasuki gate utama, dan panorama dari atas fort. Maksudnya biar bisa ikut ngebayangin gitu pas aku cerita ^_^

Golconda merupakan ibukota dan pusat pemerintahan kerajaan yang kuasai oleh dinasti Qutb Shahi sebelum dipindahkan ke tempat yang sekarang bernama Hyderabad. Pusat pemerintahan ini dikelilingi oleh 7 lapis tembok batu yang digunakan sebagai benteng pertahanan pada masa itu. Kota Hyderabad sekarang bahkan masih berada di dalam benteng terluar. Yang mau kita ceritakan kali ini adalah benteng terdalam yang juga merupakan tempat tinggal Raja-raja Golconda dan keluarganya.

Suasana Fort sudah terasa sejak sebelum kita memasuki kompleks utamanya. Saat kita dalam perjalanan menaiki autorickshaw, beberapa kali kita melewati tembok batu dan gerbang tinggi yang dahulu adalah bagian dari Fort. Walau aku sendiri gak sempet ngitung, tempat ini memeliki 8 gates sebelum kita benar-benar masuk ke tempat tinggal Raja.

Setelah kita melewati counter untuk membeli ticket masuk. Dari situ aja kita udah bisa ngerasain suasana yang mirip dongeng (paling gak aku.. heheh). Pemandangan tembok luarnya bener-bener sama dengan yang sering digambarkan buku-buku cerita anak tentang sebuah kastil. Lengkap dengan lubang-lubang kecil tempat para prajurit menembakan senjatanya ke arah musuh sementara mereka bersembunyi dibalik benteng. Aku jelas saja langsung mengkhayalkan kejadian-kejadian itu... hehehe. Tepat diatas gate terdalam diletakan sebuah wadah besar yang dahulu diisi minyak panas, yang kemudian disiramkan ke musuh yang mencoba masuk ke dalam. Waduh, serem banged yak.

Hal pertama yang menarik perhatian kita begitu melewati gate adalah sebuah kotak di lantai batu. Jika kita berdiri di dalam kotak itu dan bertepuk dengan tangan, suaranya akan terdengar sampai ke puncak Fort diatas bukit yang jaraknya tentu saja sangat jauh dan tinggi. Denagn cara inilah mereka berkomunikasi dan menyampaikan pesan dari bawah ke puncak secara cepat, terutama saat-saat genting. Kita langsung secara bergantian berdiri di atas kotak batu tersebut dan bertepuk tangan. Tentu saja kita tidak bisa membuktikan kebenarannya karena kita masih sangat jauh dari puncak.. hehehe.

Bahkan suara gemerisik daun di tempat ini pun akan terdengar dari atas. Hal inilah yang membuat kagum para arsitek-arsitek jaman sekarang mengenai tehnik pembuatannya.

Di level terendah ini terdapat banyak sekali taman dan bangunan-bangunan, termasuk masjid yang hampir semuanya berdinding batu dan berlangit-langit tinggi. Ditempat inilah para keluarga kerajaan beserta para pembatunya tinggal. Di sisi lain terdapat aula terbuka yang digunakan untuk menampilkan tarian-tarian dan hiburan. Selain itu ada juga sebuah kolam besar tempat menampung air yang akan disalurkan menuju puncak bukit. Mereka sudah memiliki sistem pengairan yang sangat baik pada saat itu. Sampai sekarang sisa-sisa pipa saluran air masih terlihat disana-sini.

Pemandangan ke arah Fort diatas bukit dari tempat ini sangat menakjubkan. Lagi-lagi buat aku, mirip sama kastil-kastil dongeng. Berdinding batu, bertingkat-tingkat dan letaknya menjulang diatas bukit. Lagi-lagi pula aku mengkhayalkan prajurit Golconda berlalu lalang di sana ^_^ Untuk naik ke puncaknya sendiri kita harus melewati tangga yang seakan gak ada ujungnya. Capek banget pokoknya. Tapi banyak yang bisa kita lihat sepanjang perjalanan ke atas. Dianataranya sebuah Kolam yang jauh lebih besar dan dalam untuk keperluan penampungan air. Kita juga melewati sebuah Penjara yang digunakan untuk menahan seorang menteri pada masa pemerintahan Abul Hasan Tana Shah yang menggunakan dana publik untuk pembangunan Temple bagi Rama. Ia dipenjarakan selama 12 tahun. Di dinding ruangan itu bisa kita lihat, pahatan dan ukiran yang ia kerjakan sendiri semasa di tahanan.

Setelah beberapa kali istirahat, sampailah kita di puncak bukit. Ada sebuah Masjid kecil di sana. Dan ternyata..... kita benar-benar bisa mendengar suara tepukan-tepukan yang dilakukan para pengunjung di bawah sana...!!!! Hebat. Kita juga bisa melihat kompleks Makam Raja (Qutb Shahi Tombs) yang sudah diceritakan sebelumnya. Selain itu di kejauhan tampak reruntuhan benteng ke dua dan ketiga dari Golconda. Pemandangan yang aduhaiiii......
Untuk menuruni puncak bukit, kita melewati jalan lain yang lebih banyak melewati ruangan-ruangan tertutup. Dalam perjalanan turun ini bisa terlihat jelas tempat tinggal keluaraga kerajaan. Ditempat itu pula sekarang setiap sorenya setelah matahari terbenam diadakan light show. Acaranaya sendiri adalah pembacaan drama tentang kehidupan dinasti Qutb Shah, disertai dengan lampu yang secara bergantian menyala di berbagai bagian kastil. Memberikan efek sangat dramatis.... Indah.

Golconda sendiri dibangun oleh Kakatiya's King pada abad ke 13 menggunakan tanah (mud). Kemudian Golconda diambil alih oleh Bahmani's King. Setelah Sultan Quli Qutb Shah menyatakan merdeka dari Bahmani, beliau menjadikan Golconda sebagai pusat pemerintahannya. Merekalah yang kemudian menggantinya dengan batu granit yang pembangunannya memakan waktu 62 tahun.

Pada masa Mohamed Quli Qutb Shah, beliau merasa suply air ke Golconda semakin sedikit dan sulit. Karenanya beliau memindahkan ibukota kerajaan ke tempat di tepi sungai Musi (kayak di Sumatra yah) yang selanjutnya disebut Hyderabad

Asal muasal nama Hyderabad, menurut legenda (saya mendapatkan cerita ini dari pembacaan drama light show juga pada saat menonton laser show di taman kota, tapi tidak menemukannya di brosur ataupun di internet) karena pada saat itu pangeran dari kerajaan (aku kurang jelas yang mana, tapi kemungkinan Mohamed Quli Qutb Shah, pendiri Hyderabad sendiri) jatuh cinta pada seorang penari kerajaan yang cantik bernama Bhagmati yang beragama Hindu. Sang Raja sangat marah dan melarang putranya untuk berhubungan dengan Bhagmati. Kemudian beliau mengeluarkan Bhagmati dari kerajaan, dan memutuskan jembatan sungai Musi untuk mencegah putranya menemui Bhagmati. Namun karena cintanya yang besar kepada sang kekasih, sang pangeran pun meninggalkan kerajaan di malam berbadai dan mempertaruhkan nyawanya untuk menyebrangi sungai yang pada saat itu sangat dalam dan deras. Melihat kegigihan sang putra, raja pun luluh dan menikahkan keduanya. bhagmati kemudian memeluk agama Islam dan menjadi ratu. Namanya pun diganti menjadi Hyder Mahal. Untuk mengenangnya, disebutlah ibukota kerajaan yang baru sebagai Hyderabad. Hmmmm... ceritanya mirip film India ya...... hehehee. Sungai Musi ini masih ada sampe sekarang hanya saja penampilannya jauh berubah. Mirip Ciliwung lah, sembit, kotor, hitam dan bau... :(

Owiya, hampir lupa. Golconda ini merupakan tempat asal permata Kohinoor, permata terbesar di dunia yang saat ini berada di Mahkota ratu Inggris. Pada saat itu mereka tidak menyadari nilai dari batu tersebut, dan mereka menggunakannya untuk mendapatkan cahaya, karena batu itu sangat besar dan memantukan cahaya. Pemerintah Briish yang tau pasti bahwa kohinoor sangat berharga kemudian membawanya ke Inggris. Sampai sekarang menjadi pertanyaan, mengapa Inggris tidak mengembalikan permata yang menjadi milik rakyat India tersebut.

PS : Cerita dan Uraian yang aku tuliskan tentang Charminar, Mecca Masjid, Salar Jung, Qutb Shahi Tombs, dan Golconda Fort, adalah hasil menterjemahkan brosur yang di dapat saat mengunjungi tempat-tempat tersebut dan ngurek-ngurek di internet. Ini aku rangkumkan dari berbagai cerita... Buat sharing ajah. Maaf ya kalo ngebosenin... ^0^

14 comments:

Anonymous said...

waw lis....itu fortnya keren banget. berasa bener2 kaya di dongeng ya...

liat foto temboknya itu dan cerita ttg minyak...serem ngebayanginya...

itu suara nyampe ke atas bukit gak hanya kalo kita di kotak itu kan?

pengen ikutan ke atas bukit..nuansanya itu bikin kabita..:)berasa di negeri dongeng...:)

-ari-

Rahmi Sukma said...

Ck...ck.. bagus yaah, tapi gimana caranya spy Nasha gag cape? Klo aku repotnya jalan2 itu pas nyuapin anak. Nasha masih ASI ekslusif?

Lia said...

Woooowwwww,takjub banget bu...ck..ck..ck...hebat,boro2 dirimu yg mengalami langsung daku juga yg baca sambil mbayangkan kejadian2nya dulu:) Untuk sampe diatas puncak butuh makan berapa kali?hehe kan tinggi banget. Tapi pasti terbayar dengan keindahannya ya!
Gak bosen kok bu malah seneng kita disajikan cerita wisata. T

Anonymous said...

gw bacanya ampe bengong hehehe...jadi mending ke kerala ato hyderabad yak :p eniwei, tu foto yang lo sama nasha kesannya nasha berkata 'kamu bukan mamaku..kamu bukan mamakuuuuu..' hehehe...*kabuurrrr...*

Lili said...

Tul kan photonya bagus2..he.he..
Ada adegan Romantis sama Uppa lagi..hi..hi

Liana said...

:) wah, bagus ceritanya...asyiknya bisa jalan-jalan. melihat tempat bersejarah emang asyik ya. Apalagi ditemani Hubby & anak. seruuu

House of Covenant said...

wah..makasi bw sharing2 ceritanya.. gak pernah tau kalo di India ada dongeng keren begini kalo gak baca blogmu.
Foto bareng Nasha itu asli keren bangeet.. duh pengen yah jalan2 ziarah kayak begitu, dari dulu mengidam2kan liat kastil2 beneran blom pernah kesampean..

frufundersam said...

hidup ijo ;)

asyik lagi bacanya sa :) info2 kaya gini bisa jadi referensi buat jalan2...

Anonymous said...

aduh bener2 bagus postingnya, dan Hyderabadnya juga.. bikin aku pengen ke India lagiiii...

btw, katanya Koh-i-Noor itu kan "bawa sial" buat pemiliknya ya?

yanti

Reti said...

asiik, crita berlanjut :) Rajin euy nerjemahin dari brosur2. Thanks ya, jadi tau indahnya Golconda & dongengnya Hyderabad - biasanya cuma tau dari alamat rekening konsultan project di kantor doang, hehe..

Anonymous said...

Emang nggak salah kalo ada yg bilang India is the center of culture. tempat2 bersejarahnya bener2 dilestarikan.

jengnadnet & isya-ayya said...

Itu moto2 sendiri ya Lis? rajinnya dikau ;-)

Anonymous said...

Lis.. aku naksir deh sama warna kainnya. Bagus ijonya. Lah itu Nasha gi ngepain, nyubit pipimu? :oD

Bagus-bagus photonya ya

Anonymous said...

ass.wr.wb
saya udah lama nih baca2 blognya.. tapi kita belom kenalan..nama saya hani...
saya link ya ke blog saya..
posting ya ini ..bikin saya penasaran nih..pengen maen kesana...bagus sekali ya pemandangannya