Wednesday, June 22, 2005

Dowry Sytem di India

Boy meets girl, boy falls in love with girl, boy and girl gets married…. Begitulah kira-kira gambaran ideal kita tentang sebuah pernikahan yang jadi awal terbentuknya rumah tangga. Tapi cerita macam itu sepertinya sangat sulit ditemui di India. Di tengah maraknya modernisasi di berbagai bidang, masyarakat India masih berpegang teguh pada tradisi perjodohan (arranged marriage). Orang tua menjadi pihak yang paling berhak menentukan dengan siapa anak-anak mereka akan menikah. Yang terpenting bagi mereka adalah hubungan antara kedua keluarga, bahkan terkadang menjadi lebih penting dari hubungan pasangan yang akan dinikahkan itu sendiri. Pertimbangan yang umum adalah kedua keluarga berasal dari latar belakang social dan pendidikan yang sama, persamaan budaya, kebiasaan dan agama, serta memiliki reputasi yang baik.

Dahulu, seringkali pernikahan dilangusngkan ketika sang anak masih di usia sangat muda. Dengan alasan tersebut, mereka menganggap anak mereka belum mampu memilih sendiri pasangan yang tepat. Alasan lain adalah untuk mecegah sang anak memilih sendiri pasangannya yang dikhawatirkan tidak sederajat, atau dianggap bukan dari keluarga yang baik. Perkembangannya sekarang, walau sang anak telah berada di usia yang mapan dan dewasa, perjodohan tetap menjadi keharusan di India.

Masalah selanjutnya berkaitan dengan ‘Arranged Marriage” di India adalah dowry. Berbeda dengan yang biasanya terjadi di Indonesia (Muslim) dimana pihak lelaki akan menyerahkan mas kawin kepada wanita, di India pihak wanitalah yang memberikan mas kawin kepada calon suami. Walau ini dilakukan pemeluk hindu di India ini, saya pribadi tidak menganggap itu tradisi hindu, karena saya rasa, umat hindu di Indonesia tidak melakukan system dowry ini (-mohon diralat kalo salah-).

Sebetulnya awal mula dilakukan sistem dowry ini memiliki tujuan yang baik. Dowry dimaksudkan sebagai hadiah atau bekal dari orang tua kepada anak perempuannya yang akan memasuki kehidupan rumah tangga. Kekayaan hadiah ini kemudian bisa disimpan atau digumnakan untuk kebutuhan sang anak, jika saja dia tidak bekerja, atau sewaktu-waktu terjadi sesuatu pada sang suami. Selanjutnya fungsi dowry ini berkembang sebagai bantuan biaya pernikahan. Belakangan fungsinya makin disalahgunakan oleh pihak suami beserta keluarganya. Seringkali tuntutan mereka atas dowry menjadi tak terkira. Dan pihak istri jarang sekali mendapatkan bagian dari dowry tersebut.

Biasanya jika pihak pria meberikan mas kawin sejumlah harta, ia mengharapkan mas kawin balasan sebanyak sepuluh kali lipat dari apa yang sudah ia belanjakan (misal 10 gram emas berarti akan mendapatkan paling tidak 100 gram emas). Semakin berkualitas sang pria (misalnya: dokter, insinyur, lulusan luar negeri, tampan dan kaya) maka harganya pun akan semakin mahal.

Yang jadi masalah, walau mas kawin udah dilunasi, kadang pihak suami... dan biasanya melibatkan seluruh anggota keluarga... masih menuntut ini itu dari pihak Istri. Domestic Abused secara fisik dan mental sering terjadi. Istri yang tidak kuat biasanya melakukan bunuh diri (tingkat bunuh diri di India termasuk tinggi) atau yang paling seram untuk dibayangkan…. si suami membakar Istri hidup-hidup bahkan ada juga yang dibakar bersama anaknya (jika anaknya perempuan). Tahun lalu bahkan ada kasus, si suami yang notabene adalah dokter dan seluruh keluarganya yg dokter semua menyuntikan virus aids ke istri dan bayi perempuannya (mereka positif HIV setelah 6 bulan sebelumnya test hasilnya negatif). Walaupun masih dalam penyelidikan benar atau tidak virus HIV bisa disuntikan... karena sampai sekarang suami dan keluarganya raib entah kemana.. Alasannya karena sang suami tidak cinta kepada istri dan ingin menikah dengan wanita lain. Dia menikahi istrinya dulu semata-mata karena dowry yang ditawarkan ayah sang istri.

Sebetulnya praktek dowry ini sudah dilarang oleh undang-undang di India sejak tahun 1961, tapi pada prakteknya tetap saja berlangsung hampir di setiap perkawinan, termasuk yang well educated.

Masalah dowry ini juga yang membuat tingkat aborsi bayi perempuan di sini tinggi. Kebanyakan orang tidak mau punya anak perempuan karena memang biayanya mahal. Makanya menanyakan jenis kelamin bayi saaat USG adalah tindakan yang melanggar undang-undang. Tapi sayangnya seperti juga sistem dowry, hal itu masih sering terjadi. Sensus tahun 2001 menyebutkan hanya terdapat 933 orang perempuan dari 1000 orang lelaki. Kasus Dowry Death sendiri konon mencapai 7000 kasus per tahun. Termasuk di dalamnya adalah kasus bunuh diri, pembakaran, kekerasan rumah tangga, dan beberapa ‘kecelakaan’ lainnya.

Percaya atau tidak selain penjara yang dikhususkan untuk menampung ibu-ibu mertua pelaku kejahatan dowry, disini ada lho Bank yang menyediakan fasilitas tabungan buat bekal anak perempuan menikah kelak. Jadi orang tua bisa mulai menabung sejak anaknya masih bayi.

Sebuah kisah menarik… Nisha Sharma, seorang mahasiswa komputer programing di New Delhi, Pada awal tahun 2003 pada saat umurnya menginjak 21 tahun akan menikah dengan seorang guru. Kedua belah pihak (dalam hal ini keluarga) bertemu melalui jasa matrimonial. Sebagai hadiah, sang ayah telah menyiapkan sebuah mesin cuci, dua buah kulkas, dua buah home theater system dan sebuah mobil sedan yang telah dikirim ke kediaman calon menantu, hasil dari menabung selama 10 tahun. Pada hari pernikahan, tepat sebelum ikrar pernikahan dimulai, ibu dari sang pria menuntut 25.000 USD. Mereka mengancam akan membatalkan pernikahan jika tuntutannya tidak dipenuhi. Ketika pihak orang tua Nisha menolak permintaan tersebut, mereka memukul ayah Nisha. Hal inilah yang membuat keberanian Nisha muncul… Pada saat itu juga dia menelpon polisi dan melaporkan tindakan calon keluarganya itu. Mempelai pria beserta orangnya akhirnya dipenjarakan. Nisha Sharma kemudian menjadi pahlawan karena keberaniannya menolak system dowry.

Tampaknya India memerlukan banyak Nisha Sharma yang berani menolak sistem yang telah mendarah daging ini. Jika tidak… mungkin Angka Dowry Death akan tetap tinggi.

Dikumpulkan dari berbagai sumber.


PS:
  1. Postingan ini special buat Ari di Jerman. Maap yak, lama….nulis serius ternyata susah bener… hehehe
  2. Yang ini tentang kawin paksa, baru baca cerita miris ini di Kompas : Kisah Kawin Balita Ala India

Wednesday, June 15, 2005

Musical Baton...

Hore... saya kebagian juga operan Musical Baton, hehehe... Setelah Wendy melempar baton ke saya, ternyata Yanti juga... Dobel deh (Jangan-jangan masih ada timpukan lain yang belum kena..?). Gimana Yan, dioper ke yang lain..?
- Total file musik di komputer saya : 1,49 GB (banyak apa dikit tuh..?) . Itu yang kemaren sempet ketemu pas dikulik-kulik. Keknya masih ada yang nyelip...
- CD/Kaset yang terakhir dibeli : waduh, apaan yah... gak inget, udah lama banget gak beli sejak (sama seperti yg lain) bisa copy dan download. Yang terakhir dibeli beberapa tahun yang lalu kalo gak salah Angelo Blu - Neri Per Caso. Trus yang terkahir minta dikirim dari Jakarta Musik Mulut - Jamaican Cafe.
- Lagu yang sekarang lagi diputer : Allah Turunkan Hujan - Album A Ba Ta Tsa Neno Warisaman (weeeeh, lama banget yak...)
- Lima lagu yang paling sering diputer :
  1. Pretty Woman - Soundtracknya Kal Ho Na Ho buat ndiemin Nasha, karena dia anteng banget kalo denger lagu ini *alesan, padahal saya suka juga*
  2. Mother - Yusuf Islam
  3. Big Yellow Taxi - Counting Crows ft Vanessa Carlton
  4. Le Ragazze - Neri Per Caso
  5. Se Non E Amore - Neri Per Caso

- Selanjutnya Musical Baton ini saya lempar ke : Chichi, Rahmi, Dwi, Lily, Wiwit

Friday, June 10, 2005

Campur-campur deh....

Weeits, nggak terasa taunya udah lewat 10 hari sejak terakhir kali apdet. Lama yak... Akhir-akhir ini emang kita rada sibuk (^0^ sok sibuk banget). Rasanya susah banget nyari waktu buat apdet dan nongkrong depan komputer rada lamaan. Palingan cuma blogwalking aja. Udah hampir dua minggu ini kita lagi kedatangan tamu terus dan nginep di rumah. Yang satu pergi yang lain dateng... Kan gak enak ya masa punya tamu di tinggal online sama tuan rumah... hehehe. Dan ternyata mereka juga kepingin online... hehehe, yah terpaksalah ngalah dikit.

Soal komputer kita di pake orang lain, rada susah juga ya. Maksud saya, susah memprotect kompie pribadi dari hal-hal yang gak diinginkan. Dua minggu lalu Uppa baru aja re-install desktop. Soalnya kompi terasa semakin lama aja loadingnya. Desktop udah penuh sama file-file yang gak jelas apa aja dan punya siapa aja. Yasud, dibuang-buangin semuanya. Termasuk Photoshop modal nge-blog juga ikut ilang. Ngambek deh gak mau apdet..hehehe. Alhamdulillah sekarang udah balik lagi.

Eh, baru aja dibersihin... belum ada seminggu kompi kerasa enteng dipake... udah keburu kena virus. Emang kita belum sempat install ulang McAfee-nya. Pikirnya kan kita cukup hati-hati sama file2 yang gak jelas. Tapi apa mau dikata, namanya banyak yang make, gak bisa diliatin pada nge-download apa aja. Tau-tau kompie lelet lagi, setiap dinyalain, shutdown dengan sendirinya... Tau deh kita, udah terkena virus. Kemaren seharian scan virusnya. Gile... dari pagi sampe sore gak berhenti2 itu McAfee kerja. Nonstop... saking banyaknya file yang terinfeksi. Sebelnya ini virus pindah-pindah. Di satu folder udah terdeteksi... eh mereka pindah ke folder laen... gitu terus, berulang-ulang. Mau tau berapa file terdeteksi terinfeksi virus...? 31.578 files..!!! Mau marah banget. Langsung deh aku pasang pengumuman di desktop gede-gede. Biar semua yang make bisa baca. Abis kesel... soalnya pas aku cek kapan virus itu masuk, ternyata tanggal 4 juni. Pas kita sekeluarga lagi keluar kota. Waktu itu emang di rumah ada orang laen yang lagi pada nginep.


Ngomong-nomong soal week end, hehehe... minggu kemaren kita plesiran lagi. Aduh, mudah-mudahan gak bosen dengernya. Kalo waktu itu kita ke Hyderabad yang panasnya minta ampun, kali ini kita ke Munnar yang dingiiiiiin. Munnar itu mirip-mirip puncak lah. Perkebunan teh. Sebetulnya gak gitu jauh dari tempat kita tinggal. Cuma sekitar 3 jam naek mobil.

Waktu itu pas temennya Uppa dan keluarganya nginep dirumah, trus mereka ngajak jalan-jalan. Ya udah deh kita milih ke Munnar karena relatif deket dan bagus. Beda sama Puncak Pass, Munnar ini jauh lebih asli dan natural. Maksudnya, gak terlalu komersil gitu. Jangan harap di sana kita bakal nemuin vila-vila megah, hotel atau restoran mahal. Tempatnya asli perkebunan teh yang gedenya beberapa kali Puncak Pas saya rasa. Sluruh perbukitan yang teramat sangat luas itu tertutup pohon teh. Perkebunan ini seluruhnya dimiliki oleh TATA, kebayang gak sih kayanya ini orang... hehehehe.

Tujuan turis adalah Top Station yang menurut saya bukan puncak tertinggi di Munnar. Tau kenapa dinamakan Top Station. Tapi emang dinginnya minta ampun. Mengigil sekali. Selain itu ada Echo Point berupa danau yang seberangnya hutan. Ditempat itu kalo kita buat suara yang nyaring bakal bergema. Pas disini juga kita jajan jagung bakar. Weleh, udah berapa tahun yak gak pernah makan jagung bakar. Tapi pas pesenan kita mateng... kerasnya minta ampun. Sampe sakit gigi karena ngunyahnya. Trus, trus... ada danau yang pemandangannya sumpah bagus banget. Di danau itu kita bisa boating juga.

Malemnya kita nginep di sana. Asli itu dinginnya minta ampun. Menusuk tulang... tulang berasa sakit gitu. Sampe gak bisa tidur semaleman. Nasha saya buntel serapet-rapetnya, itupun tetep dia tidurnya gak nyenyak. Air juga sedingin es. Mo mandi air anget keluarnya kecil banget karena semua kamar pada make. Gak sabaran akhirnya cuma cuci muka... hehehe. Hari berikutnya kita mengunjungi Wildlife Sanctuary. Di Munnar ini habitatnya Tahr, sejenis kambing gunung yang langka. Selain itu juga masih ada gajah liar di sini. Kadang2 itu gerombolan gajah kesasar ke kebun teh.

Ini kali kedua saya ke Munnar yg jadi puncak tertinggi di South India. Pertama dulu pas masih manten baru berduaan Uppa doang. Naek bajaj pula naek gunungnya..hehehe. Hebat banget bajaj sini bisa naek gunung. Yang jelas tahun depan kita harus balik lagi ke sana. Kepengen liat Neelikurunji Sejenis bunga yang munculnya sekali dalam 12 tahun...!!! Kalo Neelikurunji ini mekar, seluruh bukit (top station) bakal ketutup sama bunga ini. Waduh, kebayang gak sih indahnya.... Tahun depan adalah tahun berikut Nelelikurunji bakal muncul... Pokoknya aku harus berada disana pengen liat langsung. Insha Allah. Kalo gak kan bakal 12 tahun lagi nunggunya.... Mana Tahaaaaan....